Agenda balap sepeda internasional Tour de Singkarak (TdS) sejak 2009 terbukti mampu mendongkrak sektor pariwisata Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
“Ini terlihat dari tingkat pertumbuhan kunjungan wisman yang langsung datang melalui bandara Minangkabau yang terbukti lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional,” kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dalam jumpa pers setelah Rapat Koordinasi TdS 2013 di Jakarta, Kamis (7/2).
Pihaknya mencatat gambaran positif perkembangan pariwisata Sumbar selama kurun 2010 hingga 2012 antara lain terlihat dari tingkat kunjungan wisman yang datang langsung melalui Bandara Minangkabau yang lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Pada 2011 jumlah wisman ke Indonesia naik 9,2 persen maka jumlah wisman yang datang langsung melalui Minangkabau naik 11,3 persen.
Selanjutnya pada 2012 jumlah wisman ke Indonesia naik 5,2 persen maka jumlah wisman yang langsung melalui Minangkabau naik 7,1 persen.
“Jumlah tamu yang menginap di akomodasi komersial Sumbar selama 2011 sebanyak 988.420 orang, meningkat menjadi 1.111.176 orang atau mengalami kenaikan sebesar 12,4 persen,” katanya dikutip dari Antara.
Tahun ini TdS memasuki tahun kelima pelaksanaan yakni sebanyak 16 kabupaten dan kota terlibat dalam kegiatan itu dengan total jarak yang dilombakan tahun ini mencapai 1.000 km dan hadiah Rp1,2 miliar bagi 25 tim yang berpartisipasi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumbar Burhasman dampak positif TdS terlihat dari beberapa indikator di antaranya pertumbuhan investasi hotel yang positif.
“Investasi hotel meningkat signifikan terutama di Bukittinggi dan Sawahlunto,” katanya.
Selain itu beberapa maskapai yakni Tiger dan Mandala juga telah membuka rute langsung Padang-Singapura.
“Investor mulai percaya bahwa di Sumbar mulai ada prospek yang cerah,” katanya.
Pihaknya memantau tingkat okupansi pesawat tersebut hingga kini mencapai 70 persen.
Wamen Parekraf Sapta Nirwandar menyambut baik TdS telah mampu memberikan dampak positif tidak saja di bidang ekonomi tapi juga di bidang sosial, budaya, bahkan telah semakin dipahami oleh masyarakat setempat.
“Ini bisa menjadi cermin bahwa membangun pariwisata tidak efektif jika didasarkan pada batas-batas geografis dan tidak bisa melalui pendekatan kepentingan politik,” kata Sapta yang juga menjabat sebagai Executive Chairman TdS