Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, memanfaatkan momen malam pergantian tahun untuk mencanang “Kunjungan Wisata Solok Selatan 2018” di Taman Kota Muara Labuah, Minggu (31/12) malam.
Asisten III Sekretariat Daerah Kabupaten Solok Selatan Yul Amri di Padang Aro, Senin, menyebutkan beberapa destinasi di daerah itu telah diidentifikasi oleh masyarakat luas, baik tingkat nasional maupun internasional.
Objek wisata itu di antaranya Kampung Adat Kawasan Seribu Rumah Gadang yang berada di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu.
Bahkan, kampung adat dengan rumah adat Minangkabau terbanyak dan beragam di Sumbar itu, pernah menyabet juara satu Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017 yang digelar oleh Kementerian Pariwisata pada kategori Kampung Adat Terpopuler.
Selain wisata adat dan budaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan baru saja menyetujui rezonasi jalur baru pendakian Gunung Kerinci melalui Solok Selatan.
Jalur baru pendakian gunung dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut itu (mdpl) itu melintasi zona rimba Taman Nasional Kerinci Seblat yang diturunkan menjadi zona pemanfaatan untuk pariwisata.
“Pendakian Gunung Kerinci dengan kekayaan flora dan fauna akan mendapat tempat bagi wisatawan minat khusus,” ujarnya.
Selain itu, kabupaten yang berjarak sekitar 130 kilometer dari Kota Padang arah Selatan itu memiliki keberagaman budaya dan tradisi serta keindahaan alam yang mampu memikat para wisatawan yang berkunjung.
“Dengan segala persiapan dan potensi yang ada, kami canangkan 2018 sebagai tahun kunjungan wisata Solok Selatan,” ujarnya.
Untuk menyambut ini, menurut dia, perlu dukungan kesiapan masyarakat serta aparatur pemerintahan.
“Kami akan menyiapkan baik infrastruktur dan masyarakat hingga sesiapsiapnya untuk menyambut Kunjungan Wisata 2018 dan tahun-tahun berikutnya,” ujarnya.
Dengan dicanangkannya Tahun Kunjungan Wisata, masyarakat diajak untuk berpartispasi dalam menyukseskannya.
“Pariwisata mampu mendongkrak perekonomian dan tidak akan habis dimakan zaman. Ini adalah peluang yang harus kita manfaatkan. Intinya adalah kesiapan pemerintah dan masyarakat dalam menyambutnya,” ujarnya.
Dalam pencanangan “Visit Solok Selatan 2018”, ditampilkan kesenian-kesenian dari daerah, mulai dari tarian hingga musik tradisional, untuk menghibur masyarakat yang berkunjung.
Warga asal Nagari Koto Baru Firman mengatakan bahwa objek wisata yang ditetapkan sebagai destinasi harus lebih ditata sehingga tidak mengecawakan wisatawan yang berkunjung.
“Seperti Kawasan Saribu Rumah Gadang, belum ada area parkir, kemudian oleh-oleh sebagai bukti bahwa wisatawan pernah berkunjungan ke kampung adat itu juga belum ada,” katanya.
Setiap destinasi wisata yang telah dikenal hingga ke mancanegara, ujarnya menjanjikan dalam segi ekonomi. Masyarakat daerah itu harus memanfaatkannya untuk menambah penghasilan.
“Semisal menjadi tukang foto. Setiap wisatawan ingin memiliki kenang-kenangan setiap dia berkunjung ke suatu tempat, apalagi yang berkesan,” ujarnya.
Sumber : antaranews.com