Ricky D Nazir Bergelar Datuak Paduko Marajo
Kembali Sumatera Barat secara adat memiliki datuk panghulu. Posisi tertinggi dalam sebuah kenagarian. Kali ini, Kenagarian Tanjung Alam, Kecamatan Tanjung Baru, Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat menggelar Batagak Penghulu Datuak Paduko Marajo, Sabtu (10/9).
Sebelum acara baralek gadang ini, sudah didahului dengan mufakat lebih dari 30 orang pangulu di Nagari Tanjung Alam, di mana semua penghulu bersepakat dan mufakat untuk menjadikan H Ricky D Nazir sebagai Datuk Paduko Marajo.
Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Minangkabau Pagaruyung Darul Qoror Sultan H Muhammad Taufiq Thaib Tuanku Maharajo Sakti menjelaskan, gelar yang diberikan kepada Ricky Nazir adalah gelar sako yang ada secara turun temurun dalam kaum dan datuk yang digantikan bertali darah menurut garis matrilineal.
Gelar yang disandangnya adalah gelar kaumnya sendiri karena sang mamak Datuak Paduko Marajo dalam istilah adat, ka bukit lah tinggi dan lurah lah dalam. Artinya, hidup bakarilahan. Gelar tersebut diberikan mamaknya Datuak Paduko Marajo kepada anak kemenakannya karena umur sudah tua dan tidak mungkin lagi menyandang gelar adat tersebut.
Gelar datuk diberikan kepada anak kemenakan dan menurut waris sepanjang adat. “Ricky Nazir lah yang tepat menyandang gelar adat tersebut,” ujar Muhammad Taufiq Thaib.
Pada prosesi penerimaan gelar itu, Daulat Pagaruyung bersama perangkatnya akan hadir melewakan gelar penghulu tersebut di rumah kaum Ricky di Nagari Tanjung Alam, Kecamatan Tanjung Baru, Kabupaten Tanahdatar. “Kita tidak memberi gelar karena dia memakai gelar yang ada di kaum,” kata Muhammad Taufiq Thaib.
Dia memaparkan bahwa gelar yang disandang Ricky telah ada secara turun temurun. “Kita hadir dalam acara pengangkatan gelar tersebut dengan membawa seluruh perangkat Daulat Pagaruyung karena merasa senang dengan pengangkatan gelar oleh kaumnya. Setelah itu akan dinobatkan sebagai salah satu perangkat adat dari Daulat Rajo Alam Pagaruyung,” tambah Muhammad Taufiq Thaib.
Dengan begitu, Taufiq berharap Ricky nantinya mengetahui dan memahami kehidupan kaumnya serta mengerti dengan Sako jo Pusako dan tahu banyak tentang adat istiadat.
Ricky Nazir dilahirkan di Padang, 29 Desember 1970 sebagai anak ketiga dari pasangan Drs H Nazir dan Hj Yurnalis. Ricky menempuh pendidikan hingga SMA di kota Padang. Lulus dari SMA negeri 3 Padang pada tahun 1989, ia melanjutkan kuliah ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung.
Setamat kuliah, Ricky Nazir bekerja di beberapa bank swasta di Jakarta sampai tahun 2004. Setelah itu banting setir membangun bisnis sendiri. Berbagai bidang usaha seperti perhotelan dan properti, perkebunan kelapa sawit, energi dan IT pernah dia jalankan.
Sebelumnya, Datuak Paduko Marajo disandang oleh tokoh masyarakat Tanjung Alam dan sangat dikenal di lingkungan Kabupaten Tanahdatar. “Sebelum saya, Datuak Paduko Marajo di Tanjung Alam adalah Ketua KAN,” ujar Ricky.
Ricky Nazir merupakan tokoh Minang yang aktif dalam berbagai kegiatan sebagai perantau di Jakarta. Menurutnya, menjadi datuak tidak selalu harus berdomisili di kampung.
“Apalagi zaman sekarang sudah hampir semua ponakan berada di rantau, entah itu sekolah atau bekerja, maka tepatlah rasanya kalau Datuak Paduko Marajo jatuh ke Ricky,” ujar Dony Oskaria, MBA, putra Tanjung Alam yang juga anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN).
Ricky berharap dengan amanah yang dia terima dapat menjadikan Tanjung Alam lebih berkembang lagi, dan para perantaunya bisa menjadi tauladan serta memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan kampung halaman.
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Yuliandre Darwis menyebutkan, sosok Ricky Nazir yang sudah dianggap seperti kakak sendiri itu, selama ini sangat peduli dan bersahaja.
Apalagi ketika diajak bicara ranah Minang, Ricky sangat respons sekali. “Beliau juga bersama-sama dengan para tokoh muda di rantau yang berkiprah di kementerian dan lembaga, akademisi dan praktisi serta rekan-rekan di Sumbar, berkontribusi dalam pendirian Minangkabau Business School and Entrepreneurship Center yang diresmikan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, 2 Agustus lalu di Padang,” kata ketua lembaga negara Indonesia termuda ini.
Dengan adanya kerja nyata yang menjadi bagian dari kebanggaan sebagai orang Minang atau Minang Pride itu, kata Yuliandre diharapkan lahir calon-calon generasi muda Minang yang sukses dalam segala bidang, terutama wirausaha. “Kini, dengan tagak penghulu di Tanjung Alam ini, saya kira merupakan salah satu bagian dari rasa bangga beliau terhadap kampungnya, ranah Bundo, untuk pelestarian budaya dan diharapkan makin besar perhatiannya pada ranah Minang,” tambah Yuliandre.
Prosesi pemasangan deta yang dilakukan para pengulu Tanjung Alam bersama Daulat Rajo Alam Pagaruyung hari ini, bakal hadir Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, Ketua LKAAM Sumbar M Sayuti dan Bupati Tanahdatar Irdinansyah Tarmizi serta beberapa Bupati dan Walikota, Pimpinan DPRD para tokoh Minang baik dari Jakarta maupun yang berada di ranah Minang, serta masyarakat Tanjung Alam tentunya.
Sebelumnya, pada 22 September 2006, Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono dan istri menerima gelar adat Sangsako dari Masyarakat Tanjung Alam dan pewaris Kerajaan Pagaruyung di nagari Tanjung Alam dan Istano Basa Pagaruyung. Yudhoyono mendapat gelar “Yang Dipertuan Maharajo Pamuncak Sari Alam”, sedangkan Ny Ani mendapat gelar “Puan Puti Ambun Suri”.(*)
Galeri Foto