Tak lengkap rasanya jika menu satu ini tidak hadir sebagai menu pendamping pada waktu makan.Bahkan hampir setiap rumah makan yang menyediakan masakan minang menyajikannya sebagai salah satu menu andalan yang disukai banyak konsumen.Selain rasanya yang “kamek” dan baunya yang khas, menu goreang jariang (Jengkol) mampu membuat penyukanya menjadi ketagihan.
“Dak lengkap kalau dak ado menu ko, iko palamak makan mah,”ujar Sadin, saat ditemui koran ini disebuah rumah makan di kawasan, Gor H.Agus Salim Padang.
Dikatakan pengusaha distro, sejak kecil dirinya memang menyukai menu yang telah turun temurun itu. Tidak hanya digoreng, bapak dengan tiga anak ini juga menyukai olahan lain dari jengkol seperti kalio jariang atau kerupuknya.
Meski dapat menimbulkan efek negatif seperti bau mulut tak sedap dan dan efek pada ginjal, namun tetap saja dirinya selalu meminta menu tersebut dihidangkan saat tengah makan di rumah makan atau restoran padang.
Hal senada juga diakui Ros (34). Ibu rumah tangga ini bahkan memiliki trik tersendiri agar dapat terhindar dari bau mulut usai mengkonsumsi menu goreang jariang yakni dengan memakan menu berserat sebagai manakan penutup. Seperti mengkonsumsi buah-buahan.
Selain itu, jelasnya untuk mengurangi efek negatif pada kesehatan jika mengkonsumsi menu ini berlebihan. Sebelum dimasak, jengkol terlebih dahulu direbus dengan banyak air sampai kulit mengelupas. Setelah ditiriskan, bahan ini kemudian di rebus lagi dengan dibubuhi sedikit garam dan sedikit kapur. Jengkol kemudian dikeprek sampai agak pecah-pecah, lalu goreng dengan minyak yang sedang panasnya.(*)