Pandeglang, Banten – Festival Pesona Tanjung Lesung resmi dibuka oleh Menteri Pariwisata (Menpar). Digelar di Pasar Berbatik Cikadu, Pandeglang, acara berlangsung heboh dan meriah.
Sejak pagi hari, lokasi kegiatan sudah didatangi ribuan pengunjung. Festival diawali dengan tarian kolosal yang melibatkan 100 penari. Menpar pun hadir langsung memuji gerakan-gerakan yang dipertontonkan para penari.
Selain itu, acara yang dihadiri Menpar Arief Yahya ini juga meluruskan semua pemberitaan dan info yang tidak benar bahwa Menpar berencana menuju Palu dan membuka perhelatan Palu Nomini 2018. Info yang menyebar di kalangan media dan sosial media tersebut menyebutkan pesawat Menpar terlambat saat kejadian Gempa dan Tsunami terjadi di Palu.
Staff Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media Menteri Pariwisata Don Kardono menegaskan bahwa hal itu tidak benar. “Bapak Menteri tidak ada agenda untuk membuka event tersebut. Beliau pada tanggal 28 membuka Festival Tanjung Lesung dan malam harinya ada agenda pemilihan puteri Pariwisata Indonesia.
Jadi memang tidak ada agenda ke Palu,”kata Don. Dalam acara tersebut, Menpar diwakili oleh Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata Anang Sutono. Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua STP NHI Bandung itu juga sudah tiba dengan selamat di Jakarta.
Don menambahkan, kendati tidak mengagendakan hadir ke Palu karena banyaknya acara pariwisata, namun Menpar terus memantau perkembangan Palu pasca terjadi Gempa bahkan langsung bergerak mengaktifkan Tim Crisis Center (TCC), pada malam harinya.
Tugas tim ini adalah melayani informasi apa saja yang dibutuhkan oleh travelers atau wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. “Pertama, kami turut berbela sungkawa atas musibah di Palu dan Donggala Sulteng. Semoga masyarakat tetap tabah dan suasana segera kembali normal,” jelas Arief Yahya pasca terjadinya Gempa saat di Jakarta.
“Customers kami akan wisatawan, karena itu kami akan terus meng-up date informasi seputar 3A, Akses, Atraksi, Amenitas di Palu dan Sulteng,” sebut Menpar Arief Yahya.
Arief Yahya sendiri langsung memonitor dan up date informasi perkembangan terkini. Lalu berkoorinasi dengan jajaran instansi terkait, baik di pusat maupun daerah. Lalu, untuk memberikan kepastian kepada travelers dan keluarganya, yang ikut panic, maka Kemenpar akan secara periodic mengeluarkan official statement.
“Tentu dengan memonitor dampak gempa terhadap ekosistem industry pariwisata. Dari telekomunikasi, transportasi dan turis (3T), juga akan kami sampaikan ke masyarakat, karena itulah yang dibutuhkan oleh keluarga yang sedang berwisata di Palu dan Donggala, Sulteng,” ungkap Arief Yahya.
Sementara ini, tim Crisis Center masih melaporkan dan informasi berdasarkan sumber primer, BMKG dan BNPB, baik pusat maupun daerah. “Saat ini masih masa tanggap darurat, dan kami focus pada layanan informasi. Dan dalam kesempatan ini juga saya menegaskan bahwa saya tidak ada agenda ke Palu,” kata Arief Yahya.
Langkah selanjutnya adalah menghentikan segala bentuk promosi, baik di dalam negeri maupun di mancanegara terkait dengan destinasi yang terdampak. Lalu berkoordinasi dengan para dispar daerah untuk melayani kegalauan wisatawan dan memantau 3 A terdampak.
Lagi-lagi Menpar Arief Yahya menjelaskan, bahwa Indonesia itu sangat luas. Kejadian ini di Pulau Sulawesi, persisnya di Provinsi Sulawesi Tengah. Banyak media yang salah kaprah, saat bencana seperti ini menimpa seluruh Indonesia. “Ini yang perlu saya luruskan, agar tidak ikut panic,” kata Arief Yahya.(*)