BUKITTINGGI – Sumatera Barat yang telah berhasil meraih award dalam ajang Wisata Halal Tourism Award (WHTA) 2016, berarti kini provinsi Sumatera Barat memfokuskan kepariwisataan yang menjadikan sebagai salah satu gerakan terpadu yang menjadi prioritas pembangunan di Sumbar.
Terkait wisata halal yang telah diraih Sumatera Barat, di kota Bukittinggi telah dijalankan pengertian tentang wisata halal, artinya halal bukan saja untuk makanan saja, tapi juga menyangkut tempat objek wisata yang tersedia tempat beribadah, bersih, nyaman dan aman, SDM, dan kepemerintahannya, hal ini disampaikan ketua BPC PHRI Bukitinggi, Vina Kumala saat dikonfirmasi metrans di hotel dymens, Rabu (28/12).
Vina menjelaskan, kalau Sumatera Barat sudah menjadi destinasi halal, iapun sudah menghibau kepada seluruh anggota PHRI Bukittinggi, dalam hal pakaian kerja pegawai hotel janganlah memakai pakaian yang tidak menunjukan seorang muslim, di tahun 2017 PHRI Bukittinggi adakan gebrakan dalam hal pakaian kerja pegawai hotel.
Wacana Vina setiap hari Jumat nantinya, wanita pegawai hotel di Bukittinggi, memakai baju basiba dan pegawai laki-laki memakai baju taluak belanga lengkap dengan kopiah, pakaian itu adalah sebagai busana adat Minangkabau, sedangkan di hari lain tentunya disesuaikan pakaiannya yang tidak menampakkan aurat, busana itu akan diterapkan mulai tahun 2017.
Lanjut Vina, pakaian adat Minangkabau itu akan memanilisir busana pegawai hotel yang sangat tidak bagus dipandang mata, disinilah dimulainya dari pelaku pariwisata, mudah-mudahan dengan mulainya pegawai hotel berpakaian secara adat Minangkabau, akan membuka mata masyarakat kota Bukittinggi dan juga Sumatera Barat untuk melihat memulainya gerakan pelaku pariwisata Bukittinggi.
Dengan akan diberlakukan pakaian secara adat Minangkabau di semua hotel di Bukittinggi, ini adalah suatu gebrakan tersendiri dunia perhotelan kota Bukittinggi, dan mungkin baru pertama diadakan di kota Bukittinggi, hal itu akan menjadi pilot project dunia perhotelan di Sumatera Barat.