Pulau Punjung – Pemerintah Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) setelah mengadakan festival memasak “wajik” dengan jumlah 2.018 kancah.
“Ini adalah kategori baru dan terbanyak di Indonesia ,” kata Perwakilan MURI, Yusuf Ngadri di Pulau Punjung, Minggu.
Ia mengatakan pemecahan rekor MURI tidak dilihat pada makanan apa yang dimasak, namun yang dihitung adalah jumlah tungku atua kancah dari apa yang dimasak.
“Jadi lebih pada proses mamasak yang dilakukan secara masal, yang di hitung disini adalah jumlah kancah atau tempat memasak wajik itu sendiri,” katanya.
Wajik adalah panganan olahan dari beras ketan merupakan salah satu kebudayaan yang wajib lestarikan, karena wajik sendiri adalah bentuk kearifan lokal yang sudah ada sejak dahulu kala di kerajaan Melayu dan Jawa.
Penghargaan dari MURI tersebut setelah Pemerintah Dharmasraya dan masyarakat menggelar mamasak wajik sebanyak 2.018 tungku.
Festival memasak wajik digelar di Kompleks Sport Center, Nagari (Desa Adat) Koto Padang, Kecamatan Koto Baru dalam rangkaian HUT Kabupaten Dharmasraya yang ke-14.
Bupati Dharmasraya, Sutan Riska mengatakan Festival tersebut merupakan salah satu upaya dalam melestarikan dan mengembangkan aset budaya lokal yang dimiliki daerah itu.
“Saya berharap masyarakat Dharmasraya dan sekitarnya dapat lebih mengapresiasi aset budaya yang dimiliki, termasuk yang kita laksanakan hari ini Festival Memasak Wajik,” katanya.
Menurutnya, ke depan slogan Dharmasraya dapat dijadikan kalau belum memamakan wajik berati belum berkunjung ke Dharmasraya.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Olahraga setempat, Sutan Henri menambahkan wajik Dharmasraya memiliki ciri khas tersendiri dari wajik lainnya, misalnya proses memasak dan bahan yang digunakan.
“Wajik Dharmasraya berbeda dengan wajik di Pulau Jawa, dari bahan dan proses pembuatannya juga berbed,” katanya.
Sumber : antaranews.com