Dharmasraya menyimpan sejuta pesona, Lubuak Labu misalnya. Perkampungan kecil di Kecamatan IX Koto ini, tepatnya di perbatasan Dharmasraya dan Solok Selatan, terdapat destinasi alam liar nan menggoda. Perpaduan aliran sungai nan jernih dan lebatnya pepohonan, seolah membawa kita ke dunia fantasi.
Jalan kaki sekitar 20 menit dari parkir kendaraan di pemukiman warga, kita akan menemui air terjun berukuran kecil, tapi dalam jumlah banyak di aliran sungai yang menghidupi beragam jenis ikan air tawar ini. Bahkan, kita bisa seluncuran bersama air yang merembes di atas batu.
Air terjun yang ada di sini sangat bervariasi, pada jarak yang sangat dekat, air terjun itu seolah miniatur dari segala jenis air terjun yang ada di dunia. Bagi yang hobi memanah ikan, di sini tempatnya. Pemandu yang terdiri dari pemuda setempat, akan membantu pengunjung menembak ikan, bahkan pengunjung sendiri juga bisa melakukannya. Ikan yang sering ditemui seperti Baung, Soma, dan Tilan.
Waktu yang paling tepat memanh ikan di malam hari. Kalau sempat camping, ikan hasil buruan bisa menjadi santapan malam ditemani kunang-kunang dan suara-suara alami yang saling bersahutan di tengah hutan. Kalau beruntung, berjalan sedikit mengelilingi hutan di malam hari, kayu-kayu lapuk di tengah hutan akan terlihat memancarkan cahaya biru. Cahaya itu berasal dari salah satu jenis jamur yang hidup di lokasi ini.
Cahayanya mirip dengan cahaya kunang-kunang, tapi lebih terang. Bagi pecinta alam liar, di lokasi ini masih terdapat beruang madu, anoa, tapir dan harimau sumatera, burung enggang dan satwa langka lainnya. Jangan cemas, hewan buas di sini rantai makanannya masih terjaga, jadi mereka tak akan menganggu kita selagi kita tidak mengusik mereka.
Destinasi Lubuak Labu ini, memang masih sepi. Hal itu disebabkan akses dari pusat kota cukup jauh, sekitar dua jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. Selama perjalanan, 17 Km lintasan masih tanah, dan ada beberapa titik yang tidak bisa dilewati mobil satu gardan.
Sejak dibuka awal tahun lalu, tempat ini hanya dikunjungi rombongan yang benar-benar petualang. Sebab, kondisi jalan seperti itu, memberi sensasi berbeda dibanding berkendara di jalan raya yang penuh dengan polusi. Di sini tak ada asap, yang ada hanya oksigen dari hijaunya pepohonan, tak ada suara bising kendaraan, yang ada hanya merdunya kicauan burung.
Untuk keamanan kendaraan, tak perlu dicemaskan. Parkir di pemukiman warga dijamin oleh kelompok sadar wisata setempat yang dibentuk dari lapisan pemuda. Dengan bayar Rp15.000 perkepala, itu sudah termasuk parkir dan pemandu untuk ke lokasi. Jadi, tunggu apalagi, ayo tinggalkan kejenuhanmu, mari berpetualang menelusuri eksotiknya hutan lindung Lubuak Labu.