Danau Maninjau yang terletak di kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat ini, berada sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang dan 36 kilometer dari Bukittinggi.
Sekitar 60.000 tahun lalu, gunung api Maninjau Purba (Gunung Sitinjau) di Sumatera Barat meletus dahsyat. Letusan ini menyemburkan 220-250 kilometer kubik rempah vulkanik yang tersebar hingga radius 75 kilometer dari pusat letusan. Gunung api Maninjau yang berkembang di zona Sesar Besar Sumatera itu diperkirakan telah tiga kali meletus besar. Masing- masing letusan membentuk kaldera yang saling menyambung hingga membentuk Danau Maninjau seperti saat ini. Ditemukan tiga teras sungai yang menunjukkan terjadinya tiga periode letusan itu. Teras pertama berada sekitar 16 meter dari dasar sungai. Teras kedua menjulang hingga 200 meter dan tidak ada perlapisan. Teras ketiga diperkirakan di atas Teras ke-2 dan sudah tererosi. Panjang danau 16 km, Lebar 7 km, Luas : 99,5 km2, Kedalaman rata-rata : 105 m, Kedalaman maks.: 495 m, Volume air : 10.4 kmΔ. Panjang tepi danau : 52.68 km, Ketinggian permukaan : 461,50 m (dpl). Fenomena yang terjadi saat ini adalah Up Wheeling yang menyebabkan belerang di dasar danau naik ke permukaan yang menyebabkan matinya ikan di danau.
Pensi (sejenis kerang) adalah salah satu spesies spesifik Danau Maninjau yang dapat dinikmati dalam sajian kuliner lokal seperti gulai pensi. Kuliner spesifik ini sangat digemari oleh wisatawan. Untuk menikmati keindahan Danau Maninjau dapat melalui Kelok 44 yang merupakan lintasan jalan berliku dan menanjak antara Desa Maninjau hingga Embun Pagi. Kelok 44 merupakan rute jalan yang sangat menantang baik tanjakan, turunan dan tikungan yang merupakan “Challenge of mountain” pada iven internasional Tour de Singkarak.