Tanah datar – Konon katanya Sekeping batu ditanah datar dianggap bisa meramal nasib seseorang. Jika mampu mengangkat batu tersebut, maka akan terkabul permintaannya. Sebaliknya, jika gagal, keinginan itu akan kandas.
Bagi yang beruntung, terlihat ringan saja batu itu diangkat. Sebaliknya, bagi yang lagi sial, batu itu tak bergerak sedikitpun seakan tertanam ke dalam bumi, kendati sudah mengeluarkan tenaga ekstra.
Batu yang disebut beratnya berubah-ubah ini, berada di suatu Rumah Gadang di Jorong Balai Tabuah Nagari Tanjuang Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar-Sumbar.
Kasat mata, batu ini mirip logam atau tembaga dengan warna hitam keemasan. Ukurannya sebesar kuali dengan bentuk oval serta berlubang kecil di tengahnya.
Hikayat batu ini dimulai sekitar 400-500 tahun silam. Berawal dari mimpi yang didapat Dt Bandaro Kayo, salah seorang pemuka dari Suku Piliang.
Ia didatangi oleh seorang Syech bernama Ahmad. Dalam mimpinya, Dt Bandaro disuruh membangun sebuah perkampungan yang sekarang disebut dengan Kampung Palagan.
Saat pemancangan tonggak awal dari perkampungan itu, terjadi gempa lokal dan hujan panas selama dua minggu.
Akibat peristiwa aneh itu, Dt Bandaro dan masyarakat berkumpul membahas permasalahan tersebut. Saat bermusyawarah, terdengarlah suara gaib dari lubang pemancangan tonggak yang menyebutkan ada sebuah batu yang harus dijaga baik-baik.
Setelah masyarakat memutuskan merawat batu itu baik-baik, maka berakhirlah peristiwa itu. Akhirnya, batu tersebut disebut batu Pendapatan.
Dalam perkembangannya, batu ini malah dikenal dengan sebutan Batu Angkek-Angkek (Batu Angkat) dan disimpan di Rumah Gadang keturunan Dt Bandaro Kayo.
‘’Sama Sekali tak ada mistiknya. Yang ada hanya kekuasaan Tuhan yang membuat berat batu itu berubah-ubah,’’ucap Alfi, generasi ketujuh dari Dt Bandaro Kayo,Selasa 24 Januari 2017.
Kata Alfi, ada aturan tersendiri jika ingin mencoba mengangkat batu itu.
“Pertama, kita harus berwudu. Lalu, bersimpuh di depan batu sambil membaca niat serta ayat-ayat pendek. Setelahnya, sebutkan apa keinginan kita,’’jelas Alfi.
Selanjutnya, kata Alfi, cobalah angkat batu itu dalam posisi bersimpuh. Jika mampu mengangkat batu itu ke atas paha atau ke pangkuan, berarti sukses. Jika batu itu tak bergeming, maka dianggap gagal.
Setelah mengangkat batu ini, pengunjung diharuskan memasukkan uang dengan jumlah sukarela ke dalam kelambu yang berada di samping kiri batu itu.
Akibat keunikan maupun misteri yang tersimpan di baliknya, kata Alfi, banyak yang sudah mencoba mengangkat batu ini.
Jika tertarik mencoba mengangkat batu ini, sangat mudah mencarinya. Lokasinya hanya berjarak 11 kilometer dari Batusangkar.
Dari arah Batusangkar, pengunjung akan menempuh jalan Batu Sangkar-Lintau. Tepat di Nagari Tanjuang, pengunjung akan betemu plang bermerek objek wisata Batu Angkek-Angkek.
Dari plang itu, hanya berjarak 200 meter saja menuju Rumah Gadang tempat bersemayamnya batu peramal itu.
(klikpositif)