Atraksi seni dan budaya secara regular, baik siang maupun di malam hari, akan memberikan daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kota Padang. Sebab, akan banyak ragamnya destinasi yang bisa ditawarkan.
Berdasarkan penelusuran Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) Sumatera Barat, seperti yang diungkapkan oleh owner Limbubu Tour & Travel yang akrab disapa “Aciak”, mengatakan, bahwa tidak ada atraksi seni dan budaya di Kota Padang pada malam hari. Akibatnya, wisatawan menjadi tidak punya pilihan.
Sementara destinasi yang bisa dinikmati pada malam hari di Kota Padang hanya berupa landmark atau tugu-tugu di beberapa titik yang sebagian besar berada di lokasi wisata Pantai Padang. Wisatawan memanfaatkan hal tersebut, sebagai latar belakang ketika berswafoto untuk menandakan mereka pernah berkunjung ke Padang.
“Biar lebih komplet, akan lebih baik jika Kota Padang juga menyediakan destinasi-destinasi menarik yang bisa dinikmati pada malam hari,” ujar Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) Sumatera Barat, Nasirman Chan.
Menurut Nasirman Chan, pemerintah daerah sebaiknya mengupayakan adanya destinasi yang bisa dinikmati oleh wisatwan pada malam hari. Salah satunya dengan mengemas seni dan budaya yang bisa ditampilkan secara regular pada siang dan malam hari, seperti Pulau Dewata, Bali.
“Jika sudah lebih komplet, salah satunya jika pemda menyediakan destinasi wisata malam hari, maka perusahaan jasa perjalanan wisata juga bisa menjual paket wisata yang menarik pada malam hari kepada wisatawan,” kata Nasirman Chan.
Nasirman bercerita sedikit tentang pengalamannya selama ini, yakni ketika wisatawan ingin menikmati suasana malam di Kota Padang. Namun, perusahaan jasa perjalanan wisata jelas merasa kelimpungan dan bingung mau jawab apa. Sebab realitanya, tidak banyak destinasi menarik pada malam hari di tersebut yang bisa ditawarkan kepada pengunjung.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Barat, Maulana Yusran secara terpisah mengungkapkan, bahwa sebenarnya peluang untuk membuat atraksi seni dan budaya pada malam hari itu terbuka lebar karena jumlah kelompok kesenian di Padang cukup banyak.
Maulana menuturkan, bahwa selama ini yang bisa menyaksikan seni budaya Minangkabau itu terbatas, hanya tamu-tamu dari pemerintahan semata. Sementara wisatawan yang datang secara mandiri terkesan tidak terlayani.
“Sayang sekali kalau kita punya potensi besar, tetapi hanya untuk tamu-tamu pemerintahan saja. Lebih baik sanggar dan kelompok kesenian itu juga diarahkan agar melakukan pertunjukan bagi wisatawan secara umum baik siang maupun malam,” kata Maulana.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Padang, Junie Nursyamza mengatakan, atraksi seni dan budaya untuk wisatawan pada malam hari sebenarnya juga menjadi perhatian Pemerintah Kota Padang.
Pihaknya pernah mencoba memanfaatkan area Simpang Kinol di Kawasan Kota Tua untuk atraksi malam tersebut, namun terganjal adanya penolakan, terutama dari pengelola parkir liar yang berasal dari warga setempat.
Menurut Junie, ke depan, akan dijajaki kembali lokasi lain yang dinilai cocok untuk atraksi wisata pada malam hari di Kota Padang. Salah satu alternatif, yakni di Taman Budaya Padang yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan rehab total.
Ketentuan :
Berita ini dan semua isi dari sumbar.travel diperbolehkan untuk diperbanyak, disebarluaskan dan dirubah seperlunya dengan mencantumkan sumber sumbar.travel
Sekilas Sumbar.Travel
Sumbar.travel merupakan situs publikasi kepariwisataan yang dikelola tim yang dibentuk Dinas Pariwisata Sumbar. Untuk menyebarkan informasi Dinas Pariwisata Sumbar menggunakan situs sumbar.travel, media sosial @sumbartravel, bekerjasama dengan GenPI Sumbar. Publikasi juga dilakukan melalui kerjasama dengan media luar ruang dan media massa. Paragraph
Ingin kegiatan, lembaga atau profil usaha pariwisata anda dipublikasikan? Kirimkan informasinya ke email: news@sumbar.travel
Informasi resmi Dinas Pariwisata Sumbar, bisa didapatkan di http://dispar.sumbarprov.go.id/