Melintaslah akhir pekan ini di tepi jalan Bukittinggi-Padang. Kta akan menemui sebuah air terjun indah, bagian dari Cagar Alam Lembah Anai. Jembatan kereta peninggalan Belanda mempercantik pemandangan di sana.
Cagar Alam Lembah Anai merupakan salah satu kawasan hutan lindung yang terdapat di Sumatera Barat. Kawasan ini memiliki hamparan hutan hujan tropis yang lebat dengan aneka ragam jenis flora dan fauna. Hutan yang terletak di jalan raya Padang—Bukittinggi, tepatnya melintasi Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Padang Pariaman.
Kawasan hutan ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi cagar alam, semenjak pemerintahan Kolonial Belanda tahun 1922. Saat itu, kawasan yang ditetapkan sebagai cagar alam mencakup areal seluas 221 ha dan masih dipertahankan hingga sekarang.
Walaupun penetapan hutan Lembah Anai menjadi kawasan cagar alam sudah cukup lama, tetapi keberadaannya boleh dikatakan kurang dikenal. Hal ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi dan promosi yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat. Di samping itu, daya tarik objek wisata Air Terjun Lembah Anai lebih banyak dikenal dari pada Cagar Alam Lembah Anai.
Sebenarnya di dalam Cagar Alam Lembah Anai banyak pesona yang bisa diperoleh, mulai dari keindahan alam hingga kekayaan flora dan fauna langka.
Keindahan alam yang dapat disaksikan yaitu, tiga air terjun dan satu telaga yang airnya berwarna kebiru-biruan. Ketiga air terjun tersebut terletak di bagian barat Cagar Alam Lembah Anai.
Air terjun yang menjadi ikon Lembah Anai bahkan Sumatera Barat adalah yang terletak di pinggir jalan lintas tersebut, dan dikenal sebagai Air Terjun Lembah Anai.
Sementara dua air terjun lainnya tertutup oleh lebatnya hutan, sehingga belum banyak dikenal oleh wisatawan. Bagi para wisatawan yang ingin menyaksikan dua air terjun tersebut, dapat menempuh perjalanan sekitar 15 menit dari lokasi Air Terjun Lembah Anai.
Para pelancong yang penasaran dengan keindahan panorama telaga juga dapat menyaksikannya dengan menempuh perjalanan sekitar 15 menit dari tepi jalan raya.
Namun demikian, meski tak sempat menelusuri hutan lindung Lembah Anai, wisatawan bisa menikmati pesona yang ada di luar yang terlihat dari jalan raya. Selain Air Terjun Lembah Anai yang menerobos bukit-bukit terjal dan jatuh tepat di sisi jalan yang menjadi pemandangan yang memanjakan mata.
Dari sisi jalan raya dapat pula kita lihat air Sungai Batang Anai yang mengalir dari Gunung Singgalang di sisi utara, dan anak-anak sungai dari Gunung Marapi. Pemandangan Lembah Anai sungguh memikat. Tak sulit menemukan pohon dengan batangnya yang sebesar lingkaran sumur. Akar-akar pohon yang menjuntai bisa kita nikmati di depan mata.
Di tengah rimbun pohon dan jalan yang berliku-liku, kita akan melihat pula rel kereta membentang di antara bukit, tepat di atas jalan. Sangat menarik dan mempesona. Kontur jembatan rel kereta api di Lembah Anai akan mengingatkan kita pada jembatan yang sama di Purwakarta, Jawa Barat, jika kita melintasi jalan tol Cipularang.
Ada beberapa jembatan kereta di Lembah Anai, salah satunya jembatan plat baja sepanjang 50 meter yang sangat tinggi karena harus melintasi kawasan hutan Lembah Anai dan Sungai Batang Anai yang ada di bawahnya. Meski kurang terurus karena sudah tidak dipakai, jalur kereta ini masih utuh bentuk fisiknya. Kabarnya, jalur kereta di Lembah Anai ini akan direvitalisasi. Semoga saja segera terealisasi.
Jika berkunjung ke Lembah Anai, sebaiknya jangan ketika musim hujan. Kata orang Minang, Sungai Batang Anai itu temperamental. Meskipun cantik ditatap mata, tapi sangat ganas kalau sudah marah.
Bila hujan lebat tiba, airnya bukan saja meluap luber ke jalan, tapi juga merobohkan tembok jika kekuatannya sedang maksimal. Jadi, jangan heran jika lalu lintas di jalur ini tiba-tiba macet berkilo-kilo jika Sungai Batang Anai sedang marah.
Jadi, jika berniat melintasi dan menikmati Lembah Anai, datanglah ketika cuaca bersahabat
narasumber: detik.com