Tak kurang dari 120 peserta mengikuti Adventure of Road Jelajah Alam Bengkulu Utara (JABU),. Gelaran perdana ini cukup sukses. Sebab, peserta tidak hanya berasal dari Bengkulu Utara. Tetapi juga diikuti para offroader dari daerah lain.
Dari 120 peserta, hanya 30 peserta yang berasal dari Bengkulu Utara. Selebihnya berasal dari Mukomuko, Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Kaur, Rejang Lebong dan Lebong sebanyak 82 peserta. Kemudian dari provinsi lain yakni Jambi, Lampung, dan Palembang 8 peserta.
Untuk mengikuti event ini, peserta cukup membayar uang pendaftaran sebesar Rp500 ribu. Dengan biaya tersebut, mereka sudah mendapat makan dan costum. Kegiatan ini juga diramaikan oleh para crosser, dimana para peserta dipungut biaya pendaftaran separuhnya yakni Rp250 ribu per orang.
Kepala Dinas Pariwisata Bengkulu Utara Mustarani Abidin mengatakan, kehadiran peserta dari berbagai daerah menunjukkan jika JABU sangat diminati.
“Ini semakin memantapkan kami untuk menjadikan JABU sebagai event tahunan. Event ini sekaligus kesempatan bagi kami untuk mengenalkan Kabupaten Bengkulu Utara ke masyarakat yang lebih luas,” ujarnya.
Selain mengakomodir hobi para offroader, lanjut Mian, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memperkenalkan sejumlah objek wisata potensial yang ada di daerah setempat. Antara lain Air Terjun Curup Sembilan, Pulau Enggano, dan lain-lain.
“Air Terjun Curup Sembilan memang bertingkat-tingkat dan menjadi objek wisata potensial, meskipun belum tergarap maksimal. Sementara Pulau Enggano, merupakan pulau berpenghuni yang secara administratif terdiri atas 1 kecamatan dengan 6 desa. Di sini ternyata ada endemik kayu langka, saya lupa namanya. Ada pula habitat gajah yang bisa dikunjungi,” ungkapnya.
Mian menabahkan, Adventure of Road Jelajah Alam Bengkulu Utara mengambil rute lebih kurang 10 km. Rute ini memiliki sejumlah titik ekstrem yang sulit ditaklukkan. Saking sulitnya, peserta yang berhasil melewati titik tersebut akan mendapat doorprize.
Penyelenggara juga tidak mengabaikan keamanan. Panitia tak lupa berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan Polri. Tim kesehatan juga disiapkan secara khusus untuk mengawal para peserta.
Sementara Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kementerian Pariwisata Masruroh, menilai event ini berdampak baik bagi ekonomi.
“Goal dari event ini, ekonomi masyarakat bisa terdongkrak. Hotel-hotel penuh, dan rumah makan menjadi lebih ramai. Sebab, selama ini sangat jarang ada pendatang yang bermalam di Bengkulu Utara. Kalau pun ada kepentingan di sini, biasanya menginapnya tetap di Bengkulu (pusat),” beber wanita yang biasa disapa Iyung itu.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, olahraga-olahraga yang sangat potensial dikembangkan sebagai sport tourism terbagi menjadi dua, hard sport tourism dan soft sport tourism.
Hard sport tourism yaitu pariwisata olahraga yang terkait dengan acara besar yang bersifat regular. Seperti Olimpiade, Asian Games, SEA Games dan World Cup. Sementara soft sport tourism adalah pariwisata olahraga yang unsur gaya hidupnya besar. Seperti lari, hiking, golf, dan biking.
“Kita masih kurang konektivitas pelayanan dasar dan infrastruktur. Minat masyarakat atau wisatawan lokal terhadap sport tourism sebenarnya juga masih rendah. Perlu adanya peningkatkan awareness masyarakat dengan melakukan promosi, dengan menyusun strategi untuk meningkatkan daya tarik terhadap sport tourism,” ujarnya. (*)