Surau Latieh dibangun sekitar tahun 1902 secara fisik bangunan surau tersebut berbentuk rumah gadang hunian dengan atap gonjong, dengan perwujudan antara agama dan adat yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah seperti pepatah adat “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah. Kegiatan di Surau Latieh ini adalah proses belajar dan mengajar syari’at Islam yang menganut aliran Tarikat Naksyabandiyah lengkap dengan pelaksanaan ibadahnya seperti “Suluk”. Suluk merupakan pendekatan diri kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan ibadah di surau selama 40 hari, yaitu 4 hari sebelum puasa Ramadhan, 30 hari di Bulan Ramadhan dan 6 hari sesudah Ramadhan.